KAJIAN
PEMBUATAN BROWNIES KAYA SERAT DARI
TEPUNG
AMPAS KELAPA
Setiawati
D1C010009 dan Ulyarti
Universitas
Jambi
Jl.
Tribrata Km.11 Desa Pondok Meja Mestong Muaro Jambi Jambi
ABSTRAK
Penelitian
ini bertujuan untuk mempelajari pembuatan brownies
kaya akan serat dari tepung ampas kelapa, serta untuk mengetahui jumlah
tepung ampas kelapa yang dapat digunakan dalam pembuatan brownies.
Penelitian
ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan persentase tepung
ampas kelapa yang terdiri dari 5 taraf, yaitu : 20, 40, 60, 80 dan 100 %.
Setiap taraf dilakukan ulangan sebanayk 4 kali sehingga didapat 20 satuan
percobaan.
Bedasarkan
hasil penelitian diketahui, penambahan tepung ampas kelapa berpengaruh sangat
nyata terhadap tekstur, penampakan irisa, dan sifat kasae brownies tetapi tidak berpengaruh terhadap kadar serat, kadar air,
kadar lemak, aroma, rasa dan penerimaan keseluruhan brownies yang dihasilkan. Pembuatan broenies kaya serat dapat
dilakukan dengan menggunakan tepung ampas kelapa hingga 60%. Penggunaan tepung
ampas kelapa lebih dari 60% menghasilkan
brownies dengan kadar serat tinggi, tetapi kurang diterima oleh penulis
karena cenderung terasa kasar saat dimakan.
1.
PENDAHULUAN
Tingkat
konsumsi serat masyarakat Indonesia masih rendah, yaitu sebesar 10,5
gram/orang/hari. Tingkat konsumsi serat tersebut, baru mencapai sekitar separuh
dari kecukupan serat yang dianjurkan yaitu 20-35 gram/hari (Winarti,2010).
Dengan
demikian peningkatan asupan serat perlu dilakukan. Salah satunya dengan
menguunakan pangan kaya serat dengan cara menambahkan bahan kaya serat. Serat
merupakan bagian makanan dari tanaman yang tidak dapat dicerna oleh enzim di
dalam saluran pencernaan manusia. Serat memiliki peranan penting dalam
pencernaan,yaitu dapat memperpendek waktu transit sisa-sisa makanan, sehingga
mengurangi resiko kanker usus (Putra,2013).
Beberapa
contoh hasil pertanian kaya serat yang dapat dikembangan sebagai bahan kaya
serat adalah ampas kelapa (Putri,2010)
Ampas
kelapa memiliki kandungan gizi diantaranya protein dan serat kasar. Teknologi
pengolahan ampas kelapa diperlukan untuk menghasilkan ampas kelapa yang memilki
daya simpan lama serat kandungan gizi yang cukup tinggi (Herawatiet al,2008).
Kandungan
gizi ampas kelapa tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan. Pemanfaatan
ampas kelapa akan menguntungkan secara ekonomi serta memberi manfaat kesehatan
dan gizi bagi masyarakat. Ampas kelapa dapat digunakan sebagai bahan baku
tepung. Tepung ampas kelapa dapat lebih mudah diaplikasikan dalam produk pangan
apabila berada dalam bentuk tepung sehingga dapat menggantikan sebagian bahan
baku tepung terigu atau tepung lainnya yang bisa digunakan dalam pengolahan
pangan (Lolita,2011,Nandra,2011,Diar,2013).
Brownies merupakan
kue cokelat dengan rasa manis,warna menarik, aroma lezat dan tekstur tidak
terlalu mengembang. Brownies sangat
digemari oleh sebagian besar masyarakat (Windayarti, 2013).
Pengkayaan
serat pada brownies dapat dijadikan
sebagai salah satu upaya peningkatan konsumsi serat pada masyarakat dan
pemanfaatan hasil sampling pengolahan kelapa berupa ampas kelapa. Selain untuk
diversifikasi pangan pemanfaatan tepung ampas kelapa dalam produk brownies akan memiliki nilai komersial
yang tinggi terhadap brownies yang
dihasilkan dan ampas kelapa yang selama ini tidak bermanfaat (Setiawati, 2015).
2.
METODOLOGI
PENELITIAN
2.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sampai
dengan Desember 2014 di Laboratorium Analisis dan Pengolahan Hasil Pertanian,
Laboratorium Fakultas Peternakan dan UPT, Laboratorium Dasar Terpadu
Universitas Jambi.
2.2 Alat dan Bahan
Alat-alat
yang digunakan dalam pembuatan tepung ampas kelapa dan brownies adalah oven,
grinder, mixer, mesin pemarut kelapa, mesin pemeras santan, timbangan, ayakan
45 mesh, kompor, panci, kertass roti, loyang dan baskom. Alat-alat yang
digunakan untuk analisis adalah oven, desikator, gelas piala, corong Buchner,
cawan porlselen, tanur, gelas ukur dan serangkaian alat soxhlet.
Bahan
yang digunakan dalam pembuatan brownies adalah tepung terigu protein rendah
(soft flour), gula halus, margarin, ovalet, cokelat batang, telur ayam, cokelat
bubuk, butter dan kelapa varietas Viridis (kelapa hijau). Bahan kimia untuk
analisis adalah kloform, H2SO4 0,3 N NaOH 1,5 N, aquades,
kertas saring dan aseton.
2.3 Racangan Penelitian
Penelitian
ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan perlakuan penambahan
tepung ampas kelapa yang terdiri dari 5 taraf perlakuan yaitu :
A1= Tepung ampas kelapa 20%
A2= Tepung ampas kelapa 40%
A3= Tepung ampas kelapa 60%
A4= Tepung ampas kelapa 80%
A5= Tepung ampas kelapa 100%
Setiap
taraf dilakukan sebanyak 4 kali, sehingga didapat 20 satuan percobaan.
Pelaksanaan
penelitian dibuat menjadi dua tahap, yaitu tahap pembuatan tepung ampas kelapa
dan tahap pembuatan brownies.
2.4 Parameter yang Diamati
Parameter
yang diamati pada tepung ampas kelapa yaitu analisis kadar air, kadar lemak dan
kadar serat, sedangkan pada brownies
yaitu kadar air, kadar lemak, kadar serat dan sifat organoleptik.
2.4.1 Kadar Air
(AOAC,1970
dalam Sudarmadji et al,1984) perhitungan kadar air, yaitu :
Kadar
air (%berat basah) = b - (c - a) x 100%
b
Keterangan :
a=
Berat cawan kering (g)
b=
Berat sampel awal (g)
c=
Berat cawan dan sampel kering (g)
2.4.2 Kadar Lemak
(AOAC,1970
dalam Sudarmadji et al,1984) perhitungan kadar lemak, yaitu :
Lemak
kasar % = M – N x 100%
L
Keterangan :
L
= Berat sampel awal (g)
M=
Berat sampel kering (g)
N=
Berat sampel setelah di soxhlet dan dikeringkan (g)
2.4.3 Kadar Serat Kasar
(AOAC,1970
dalam Sudarmadji et al,1984) perhitungan kadar serat kasar, yaitu :
Serat
Kasar (%) = Q – R – O x 100%
P
Keterangan :
Q
= Berat akhir (g)
R
= Berat akhir serat kasar (g)
O
= Berat kertas saring awal (g)
P
= Berat sampel awal (g)
2.4.4 Uji Hedonik
Skor
uji dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Skor Penilaian Uji Hedonik
NO
|
Uji Hedonik
|
|
Aroma
|
Rasa
|
|
5
|
Sangat suka
|
Sangat suka
|
4
|
Suka
|
Suka
|
3
|
Agak suka
|
Agak suka
|
2
|
Tidak suka
|
Tidak suka
|
1
|
Sangat tidak
suka
|
Sangat tidak
suka
|
2.4.5 Uji Mutu Hedonik
Skor
uji mutu hedonik dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Skor Penilaian Uji Mutu
Hedonik
NO
|
Uji Mutu Hedonik
|
||
Tekstur
|
Penampakan
|
Sifat Kasar
|
|
5
|
Sangat lembut
|
Sangat halus
|
Sangat tidak kasar
|
4
|
Lembut
|
Halus
|
Tidak kasar
|
3
|
Agak lembut
|
Agak halus
|
Agak kasar
|
2
|
Tidak lembut
|
Tidak halus
|
Kasar
|
1
|
Sangat tidak
lembut
|
Sangat tidak halus
|
Sangat kasar
|
3.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
3.1 Sifat Kimia Tepung Ampas Kelapa
Sifat
kimia tepung ampas kelapa dapat dilihat pada Tabel 3 .
Tabel 3. Komposisi Kimia Tepung
Ampas Kelapa
No
|
Sifat Kimia
|
Kandungan (%)
|
1.
|
Kadar air
|
4,48
|
2.
|
Kadar Lemak
|
38,11
|
3.
|
Kadar Serat
Kasar
|
26,07
|
Hasil
analisis tepung ampas kelapa, menunjukan bahwa tepung ampas kelapa memiliki
kadar air yang cukup rendah namun memiliki kadar lemak dan kadar serat kasar
yang tinggi. Bila dibandingkan dengan tepung terigu yang mengandung lemak 1,3%
dan serat kasar 0,40%-0,50%, maka tepung ampas kelapa berbeda pada kadar lemak
dan kadar serat kasar. Hal ini berdampak pada kadar lemak dan kadar serat kasar
brownies yang dibuat dengan menggunakan tepung ampas kelapa sebagai pengganti
tepung terigu.
3.2 Kadar Serat Kasar, Kadar Lemak
dan Kadar Air Brownies
Setelah
dilakukan analisis hasil yang didapatkan bahwa penambahan ampas kelapa tidak
berpengaruh nyata terhadap kadar serat kasar,kadar lemak dan kadar air brownies.
Nilai
rata-rata kadar serat kasar tertinggi dibuat dengan menggunakan tepung ampas
kelapa 100% yaitu sebesar 8,87% dan yang terendah menggunakan tepung ampas
kelapa 20% yaitu sebesar 5, 88%. Hal ini diduga disebabkan oleh kandungan serat
kasar yang tinggi pada ampas kelapa.
Nilai
rata-rata kadar lemak tertinggi dibuat
dengan menggunakan tepung ampas kelapa 80% yaitu sebesar 34,22% dan yang terendah
menggunakan tepung ampas kelapa 60%
yaitu sebesar 31,08%. Hal ini diduga disebabkan oleh kandungan lemak yang
tinggi pada ampas kelapa.
Nilai
rata-rata kadar air tertinggi dibuat dengan menggunakan tepung ampas kelapa 40%
yaitu sebesar 20,35% dan yang terendah menggunakan tepung ampas kelapa 60% yaitu
sebesar 18,51%. Hal ini diduga disebabkan oleh kandungan air yang rendah pada
ampas kelapa.
3.3 Sifat Kimia Brownies
Hasil
analisis brownies terigu dan brownies tepung ampas kelapa dapat
dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Sifat Kimia Brownies
No
|
Bahan Baku Brownies
|
Kandungan (%)
|
||
Air
|
Lemak
|
Serat Kasar
|
||
1.
|
Terigu
|
19,79
|
25,63
|
4,08
|
2.
|
Ampas Kelapa
|
18,70
|
33,99
|
8,87
|
Hasil
analisis kimia menunjukan bahwa kadar serat kasar brownies tepung ampas kelapa lebih tenggi dibandingkan brownies tepung terigu. Nilai kadar
serta brownies meningkat dua kali
lipat karena bahan baku yang digunakan mengandung kadar serta kasar yang tinggi
sehingga menghasilkan brownies kaya
serat.
3.4 Uji Organoleptik Brownies
3.4.1 Aroma dan Rasa Brownies
Hasil
analisis menunjukkan bahwa penambahan tepung ampas kelapa tidak berpengaruh
nyata terhadap aroma dan rasa brownies. Skor
rata-rata kesukaan terhadap aroma dan rasa brownies
berada pada taraf agak suka.
3.4.2 Tekstur Brownies
Tabel 5. Skor Rata-Rata Tekstur
Brownies pada Berbagai Penambahan Tepung Ampas Kelapa
Tepung Ampas Kelapa (%)
|
Skor Rata-Rata Tekstur
|
20
|
4,1
|
40
|
3,4
|
60
|
3,05
|
80
|
3,1
|
100
|
3,35
|
Skoring : 1 =
Sangat tidak lembut
2 = Tidak lembut
3 = Agak lembut
4 = Lembut
5 = Sangat lembut
2 = Tidak lembut
3 = Agak lembut
4 = Lembut
5 = Sangat lembut
Berdasarkan
uji DMRT pada taraf 1% penggunaan tepung ampas kelapa 20% mengahsilkan brownies dengan tekstur yang berbeda
sangat nyata dengan tekstur brownies yang
dibuat dengan menggunakan ampas kelapa 40%,60%,80% dan 100%. Hal ini disebabkan
oleh gluten yang menyatukan komponen-komponen brownies untuk membentuk tekstur yang lunak.
3.4.3 Penampakan Irisan
Tabel 6. Skor Rata-Rata Irisan
Brownies pada Berbagai Penambahan Tepung Ampas Kelapa
Tepung Ampas Kelapa (%)
|
Skor Rata-Rata Tekstur
|
20
|
3,95
|
40
|
3,55
|
60
|
3,55
|
80
|
2,65
|
100
|
2,95
|
Skoring : 1 =
Sangat tidak halus
2 = Tidak halus
3 = Agak halus
4 = Halus
5 = Sangat halus
2 = Tidak halus
3 = Agak halus
4 = Halus
5 = Sangat halus
Berdasarkan
uji DMRT pada taraf 1% penggunaan tepung ampas kelapa 20%,40% dan 60%
mengahsilkan brownies dengan
penampakan irisan yang sangat nyata dengan penampakan irisan brownies yang dibuat dengan menggunakan
ampas kelapa 80% dan 100%. Hal ini diduga karena tepung ampas kelapa tidak
mengandung gluten,sehingga mengurangi kemampuan pembentukan partikel brownies yang kokoh untuk menghasilkan
penampang irisan yang halus.
3.4.4 Sifat Kasar
Tabel 7. Skor Rata-Rata Sifat Kasar
Brownies pada Berbagai Penambahan Tepung Ampas Kelapa
Tepung Ampas Kelapa (%)
|
Skor Rata-Rata Tekstur
|
20
|
3,65
|
40
|
3,35
|
60
|
3,35
|
80
|
2,4
|
100
|
2,75
|
Skoring : 1 =
Sangat kasar
2 = Kasar
3 = Agak kasar
4 = Tidak kasar
5 = Sangat tidak kasar
2 = Kasar
3 = Agak kasar
4 = Tidak kasar
5 = Sangat tidak kasar
Berdasarkan
uji DMRT pada taraf 1% penggunaan tepung ampas kelapa 20%,40% dan 60%
mengahsilkan brownies dengan sifat
kasar yang sangat nyata dengan sifat kasar brownies
yang dibuat dengan menggunakan ampas kelapa 80% dan 100%. Hal ini disebabkan
oleh adanya serat (selulosa) dalam ampas kelapa yang berbentuk granula sehingga
menimbulkan rasa berpasir.
4.
KESIMPULAN
Berdasarkan
penilitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
- Tepung ampas kelapa berpengaruh sangat nyata terhadap tekstur, penampakan irisan dan sifat kasar brownies yang dihasilkan tetapi tidak berpengaruh terhadap kadar serat, kadar air, kadar lemak, aroma, rasa dan penerimaan keseluruhan.
- Pembuatan brownies kaya serat dapat dilakukan dengan menggunakan tepung ampas kelapa hingga 60%. Konsentrasi tepung ampas kelapa lebih dari 60% menghasilkan brownies dengan kadar serat yang tinggi, tetapi kurang diterima oleh penulis karena cenderung terasa kasar saat dimakan.
DAFTAR
PUSTAKA
[1] Diar, WM. 2013. Pengaruh Formulasi Tepung Terigu, Tapioka dan Ampas Kelapa terhadap Sifat Fisik,Kimia dan Organoleptik Kukis.
Skripsi Teknologi Hasil Pertanian. Universitas Jambi, Jambi.
[2] Herawati H, B Kusbiantoro, Y Rismayanti dan
Mulyani. 2008. Pemanfaatan Limbah
Pembuatan VCO. Prosding Seminar Nasional Teknik Pertanian, Yogyakarta.
[3]
Lolita, WN.2011. Kombinasi Tepung Terigu,
Ampas Kelapa dan Jagung dalam Pembuatan Kukis Kaya Serat Pangan. Skripsi
Teknologi Hasil Pertanian. Universitas Jambi, Jambi.
[4]
Nandra L.2011. Formulasi Kukis (Kue
Kering) Kaya Serat Pangan dari Tepung Terigu,Tepung Ampas Kelapa dan Tepung
Agar-Agar. Skripsi Teknologi Hasil Pertanian. Universitas Jambi, Jambi.
[5]
Putra, SR. 2013. Pengantar Ilmu Gizi dan Diet. D-Medika, Yogyakarta.
[6]
Putri,MF.2010. Kandungan Gizi dan Sifat
Fisik Tepung Ampas Kelapa sebagai Bahan Pangan Sumber Serat. Jurnal Tekbuga
Vol.2 No.2 – April, Semarang.
[7]
Setiawati,2015. Kajian Pembuatan Brownies
Kaya Serat dari Tepung Ampas Kelapa. Skripsi Teknologi Hasil Pertanian.
Universitas Jambi, Jambi.
[8]
Sudarmadji S, B Haryono dan Suhardi.1984. Prosedur Analisa Untuk Bahan Makanan
Pertanian. Liberty,Jakarta.
[9]
Windayarti T, Herlina dan A Nafi. 2013. Karakteristik
Brownies yang Dibuat dari Komposit Tepung Gembolo (Dioscorea bulbifera L.).
Berkala Imiah Pertanian I (2):25-29. Universitas Jember, Jember.
[10]
Winarti, S. 2010. Makanan Fungsional.
Graha Ilmu, Yogyakarta.
No comments:
Post a Comment