Translate

Thursday, April 20, 2017

Laporan Praktikum Pengenceran dan Penanaman Mikroba

LAPORAN
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR

PENGENCERAN DAN PENANAMAN MIKROBA


Nama              : Andri Tri Madani
NIM                : J1A116040
Kelompok      : 2
Shift                : 1
Asisten            : 1. Ika Gusriani, S.TP., M.P.
  2. Hirayati, S.Si



  
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2017


I.                   PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Pengenceran bertingkat yaitu memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi dalam cairan. Penentuan besarnya atau banyaknya tingkat pengenceran tergantung kepada perkiraan jumlah mikroba dalam sampel. Digunakan perbandingan 1 : 9 untuk sampel dan pengenceran pertama dan selanjutnya, sehingga pengenceran berikutnya mengandung 1/10 sel mikroorganisma dari pengenceran sebelumnya.

Bakteri tersebar sangat luas baik ditanah, air dan udara, bila hendak mengisolasi bakteri dari tanah/ benda padat yang mudah tersuspensi atau terlarut, atau zat cair lain, maka dilakukan serangkaian pengenceran (dilution series) terhadap zat tersebut. Sumber isolat dari bakteri benda yang liat atau padat, misalnya daging maka zat tersebut dihancurkan terlebih dahulu. 

Isolasi merupakan cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungan, sehingga diperoleh kultur murni atau biakkan murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal. Cara isolasi bakteri dilakukan dengan metode tuang (pour plate), metode goresan (streak plate), metode miring (slant culture), dan metode tegak (stab culture).

Praktikum kali ini kami semua menggunakan medium NA (Nutrien Agar). Dimana medium ini berfungsi sebagai tempat mikroba itu tumbuh. Mikroorganisme yang dibiakkan di laboratorium pada medium yang terdiri dari bahan nutrient. Biasanya pemilihan medium yang dipakai bergantung kepada banyak faktor seperti seperti apa jenis mikroorganisme yang akan ditumbuhkan.

1.2  Maksud dan Tujuan
Maksud dan Tujuan praktikum ini adalah:
  1.  Memahami persiapan dan pelaksanaan pengenceran bertingkat suspensi bakteri.
  2. Mengenal dan memahami teknik-teknik isolasi bakteri.
 II.                TINJAUAN PUSTAKA 
Mikroorganisme terdapat dimana-mana didalam lingkungan kita mereka ada pada tubuh kita, didalam tubuh kita, dan disekeliling kita. Mereka merupakan komponen penting dalam ekosistem. Dihabitat alamiahnya, mereka hidup dalam suatu komunitas yang terdiri dari berbagai jenis mokroorganisme, bersama spesies-spesies biologi lainnya. Didalam komunitas ini, satu spesies mikroba dapat mempengaruhi spesies lain dengan berbagai cara-cara beberapa bersifat menguntungkan beberapa merugikan ( Pelezar, 1986)

Pengenceran adalah melarutkan atau melepasan mikroba dari substratnya ke dalam air sehingga lebih mudah penanganannya. Tujuan pengenceran yaitu untuk mengurangi kepadatan kepadatan bakteri yang ditanam (Fais, 2009).

Pengenceran adalah suatu kegiatan untuk mengencerkan larutan yang bertujuan untuk memperoleh contoh dengan jumlah mikroba terbaik untuk dapat dihitung yaitu antara 30-300 sel mikroba per ml (Cahaya, 2011).

Menurut Freewebs (2011) ada beberapa teknik penanaman, yaitu : Teknik penanaman dari suspensi yang merupakan lanjutan dari pengenceran bertingkat. Teknik penanaman dengan goresan (streak) bertujuan untuk mengisolasi mikroorganisme dari campurannya atau meremajakan kultur ke medium baru.

Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya. Isolasi bakteri atau biakan yang terdiri dari satu jenis mikroorganisme (bakteri) dikenal sebagaibiakan murni atau biakan aksenik. Biakan yang berisi lebih dari satu macam mikroorganisme (bakteri) dikenal sebagai biakan campuran, jika hanya terdiri dari dua jenis mikroorganisme, yang dengan sengaja dipelihara satu sama lain dalam asosiasi, dikenal sebagai biakan dua-jenis (Alam dkk, 2013)

III.             METODOLOGI

3.1  Waktu dan Tempat

Waktu pelaksanaan Praktikum Mikrobiologi adalah Rabu, 12 April 2017 pukul 08.00 – 10.00 WIB bertempat di Laboratorium Biologi Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jambi.

3.2  Bahan dan Alat

·         Alat                 :
1.      Bahan ( Sampel Nasi Gemuk 5gr )
2.      Erlenmeyer 250 ml
3.      Batang pengaduk
4.      Tabung reaksi
5.      Rak tabung reaksi
6.      Cawan petri
7.      Autoklaf
8.      Oven
9.      Pemanas listrik / Hot plate stirrer
10.  Pipet volumetrik
11.  Bunsen
12.  Botol semprot alkohol
13.  Mortar
14.  Inkubator
15.  Vortex 
·         Bahan              :
1.      Aquades
2.      Kapas
3.      Aluminium foil
4.      Plastik Wrap
5.      Kertas pembungkus
6.      Tissue
7.      Kertas label
8.      Alkohol 70%
9.      Spritus.

3.3  Skema Kerja

1.      Siapkan 5 gr bahan sampel, tumbuk menggunakan mortar sampai halus, masukkan ke dalam larutan pengencer aquades 45 ml yang sebelumnya telah disiapkan, godok/kocok sampai merata selanjutnya disebut sebagai pengenceran pertama 10-1
2.      Pipet 1 ml dari 10-1 kemudian dimasukkan ke tabung reaksi yang berisi 9 ml larutan pengencer, selanjutnya disebut pengencerna ke dua 10-2 lakukan sampai pengenceran terakhir yaitu 10-5
3.      Ambil 0,1 ml pada pengenceran 10-5, 10-4 dan 10-3 teteskan ke dalam cawan petri yang telah berisi media padat, sebarkan dengan menggunakan Batang L yang telah disterilkan atau dengan cara mengoyangkan ke seluruh permukaan media,lakukan secara duplo dan diinkubasi selama 2 hari (Metode Tabur).
4.      Lakukan pengamatan dan perhitungan jumlah koloni. 

IV.             HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1  Data Pengamatan
Dari praktikum yang dilakukan data pengamatan yang didapatkan praktikan adalah :
Tabel Hasil Pengamatan
NO
METODE
SAMPEL
10-3
10-4
10-5
1.
Metode Permukaan
Nasi Gemuk
9
5
Tidak ada bakteri
2.
Metode Permukaan
Nasi Gemuk
12
2
Tidak ada bakteri

4.2  Analisa Hasil
Dari hasil yang didapatkan menggunakan metode permukaan duplo dengan sampel nasi gemuk adalah pada cawan petri yang ditumbuhkan media dari pengenceran 10-3  didapatkan 9 dan 12 koloni. Pada cawan petri yang ditumbuhkan media dari pengenceran 10-4  didapatkan 5 dan 2 koloni. Dan pada cawan petri yang ditumbuhkan media dari pengenceran 10-5  tidak ditemukan koloni.

4.3  Pembahasan
Pada praktikum kali ini yang akan dilakukan adalah pengenceran bertingkat dan penanaman bakteri menggunakan metode permukaan duplo dengan sampel nasi gemuk. Di dalam praktikum hal yang paling utama harus dilakukan, yaitu melakukan praktikum dengan fokus sehingga meminimalisir kesalahan yang akan terjadi di dalam praktikum. Dalam praktikum ini mengharuskan kita untuk melakukan sterilisasi dan pastikan semua alat benar-benar telah steril. Apabila meragukan alat tersebut telah disterilkan atau belum, sebaik dilakukan sterilisasi ulang pada alat tersebut untuk memastikan alat tersebut telah steril.

Sampel yang telah diambil kemudian disuspensikan dalam akuades steril. Tujuan dari teknik ini pada prinsipnya adalah melarutkan atau melepaskan mikroba dari substratnya ke dalam air sehingga lebih mudah penanganannya. Macam-macam preparasi bergantung kepada bentuk sampel.

Teknik penanaman ini merupakan lanjutan dari pengenceran bertingkat. Pengambilan suspensi dapat diambil dari pengenceran mana saja tapi biasanya untuk tujuan isolasi (mendapatkan koloni tunggal) diambil beberapa tabung pengenceran terakhir.

Setelah diinkubasi selama 24 jam diperoleh hasil pertumbuhan mikroba pada medium NA. Hal ini dikarenakan mikroba yang diisolasi adalah jenis bakteri, dan bakteri hanya dapat tumbuh pada medium NA. Pada cawan petri yang ditumbuhkan media dari pengenceran 10-3  didapatkan 9 dan 12 koloni. Pada cawan petri yang ditumbuhkan media dari pengenceran 10-4  didapatkan 5 dan 2 koloni. Dan pada cawan petri yang ditumbuhkan media dari pengenceran 10-5  tidak ditemukan koloni.

V.                PENUTUP

5.1  Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilaksanakan praktikan dapat menarik kesimpulan :
  1. Pengenceran adalah suatu kegiatan untuk mengencerkan larutan yang bertujuan untuk memperoleh contoh dengan jumlah mikroba terbaik untuk dapat dihitung yaitu antara 30 -300 sel mikroba per ml.
  2. Hasil yang didapatkan dari pelaksanaan pengenceran bertingkat adalah pengenceran 10-3  didapatkan 9 dan 12 koloni, pengenceran 10-4  didapatkan 5 dan 2 koloni, pengenceran   10-5  tidak ditemukan koloni.
  3. Isolasi suatu mikroba ialah memisahkan mikroba tersebut dari lingkungannya di alam dan menumbuhkannya sebagai biakan murni dalam medium buatan.
  4. Teknik yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme pada media agar memungkinkannya tumbuh dengan agak berjauhan dari sesamanya, juga memungkinkan setiap selnya berhimpun membentuk koloni.


5.2  Saran
Dalam pelaksanaan praktikum praktikan harus hati-hati, agar tidak terjadi kesalahan. Serta keaseptisan juga sangat diperlukan dalam praktikum ini agar praktikum dapat berlangsung dengan baik dan maksimal.

DAFTAR PUSTAKA
  1. Alam, M.S, Sarjono P.R, Aminin, A.L.N. 2013. Isolasi Bakteri Selulolitik Termofilik Kompos Pertanian Desa Bayat, Klaten, Jawa Tengah. Chem Info. No.1(1) : 190-195. Diakses pada 18 April 2017, 20:10 WIB.
  2.  Cahaya, 2011. Mikroba dan Peranannya dalam Kehidupan. http://cahaya_timur.wordpress.com.            Diakses pada 22-10-2011, 13:30 WIB.
  3. Fathir,Fuad. 2009. Media Pertumbuhan. http://faizcute.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2011, pukul 14.00 WIB.
  4.  Freewebs, 2011. Berbagai Tekhnik dalam Mikrobiologi. http://freewebs.blogspot.com.. Diakses 22-10-2010, 17:45 WIB.
  5. Pelczar,m.1986. Dasar-dasar mikrobiologi, Erlangga:Jakarta. Diakses pada 18 April 2017, 20:10 WIB.


Tuesday, April 11, 2017

Laporan Praktikum Pembuatan Media

LAPORAN
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR

PEMBUATAN MEDIA

Nama              : Andri Tri Madani
NIM                : J1A116040
Kelompok      : 2
Shift                : 1
Asisten            : 1. Ika Gusriani, S.TP., M.P.
   2. Hirayati, S.Si





 
 
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2017



I.                   PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Mikroorganisme dapat berkembang biak secara alami atau dengan campur tangan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia di antaranya melalui pertumbuhan menggunakan media. Pada pembuatan media ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien yang diperlukan oleh bakteri dan juga keadaan lingkungan fisik yang dapat menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya.

Medium pertumbuhan adalah media yang digunakan dalam pertumbuhan mikroorganisme untuk keperluan penelitian dalam bidang ilmu mikrobiologi. Mikroorganisme yang akan diamati akan ditumbuh kembangkan dalam media seperti nutrien agar (NA) dan potato dektrosa agar (PDA). Dalam pembuatan medium pertumbuhan, alat maupun bahan yang akan digunakan haruslah steril dan tidak dalam keadaan terkontaminasi. Berhasil atau tidaknya pembuatan medium pertumbuhan dipengruhi oleh tahap yang disebut dengan sterilisasi. Tahap sterilisasi adal tahap dimana semua alat dan bahan yang akan digunakan melalui proses pembunuhan dan pencegahan mikroorganisme yang tidak diharapkan tumbuh pada media yang akan digunakan.    

Semua makhluk hidup membutuhkan nutrient untuk melakukan pertumbuhan dan reproduksinya. Untuk menelaah mikroorganisme di Laboratorium, kita harus dapat menumbuhkan mereka. Mikroorganisme dapat berkembang biak dengan alami atau dengan bantuan manusia (Label, 2008). Media adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang dipakai untuk menumbuhkan mikroba. Media harus mengandung semua unsur hara dan nutrien yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan mikroba agar mikroba dapat tumbuh dan berkembang biak. Nutrien merupakan bahan baku yang digunakan untuk membangun komponen-komponen baru dan untuk menghasilkan energi yang dibutuhkan dalam proses kehidupan sel.

Oleh karena itu, untuk mengenal lebih jauh tentang pembuatan medium untuk suatu mikroba, maka diadakanlah praktikum ini, dimana dalam prakitukum ini praktikan diwajibkan mampu mengetahui cara-caranya mulai dari awal sampai akhir melalui bimbingan dari kakak asisten.

1.2  Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dari praktikum ini adalah :
  • ·         Dengan melakukan praktikum ini, maka praktikan dapat mengenal lebih jauh tentang cara-cara pembuatan medium tumbuh bakteri.

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
  • ·         Mengetahui dan memahami  prosedur cara pemembuatan medium tumbuh bakteri.


II.                TINJAUAN PUSTAKA

Mikroorganisme sebagai makhluk hidup sama dengan organisme hidup lainnya, sangat membutuhkan energi dan bahan-bahan untuk membangun pertumbuhannya, seperti dalam sintesa protoplasma dan bagian-bagisn sel yang lainnya. Bahan-bahan tersebut disebut nutrien. Untuk memanfaatkan bahan-bahan tersebut, maka sel memerlukan sejumlah kegiatan, sehingga menyebabkan perubahan kimia di dalam selnya. Semua reaksi yang terarah yang berlangsung di dalam sel ini disebut metabolisme. Metabolisme yang melibatkan berbagai macam reaksi di dalam sel tersebut, hanya dapat berlangsung atas bantuan dari suatu senyawa organik yang disebut katalisator organik atau biasa disebut biokatalisator yang dinamakan enzim. Untuk dapat memahami tentang nutrisi dan metabolisme ini, pengetahuan dasar biokimia angat dibutuhkan (Natsir dan Sartini, 2006).

Medium adalah suatu bahan terdiri atas campuran nutrisi atau zat hara (nutrien) yang digunakan menumbuhkan mikroorganisme di atas atau di dalamnya. Selain itu, medium dapat dipergunakan pula untuk isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis, dan penghitungan jumlah mikroorganisme. Hal ini erat kaitannya dengan postulat koch; untuk menetapkan suatu jenis mikroba sebagai penyebab penyakit harus  terlebih dahulu harus mendapatkan mikroba dalam keadaan murni (pure culture) untuk diselidiki sifat-sifatnya. Untuk tujuan tersebut sangat diperlukan suatu medium  (perbenihan) sebagai tempat tumbuh dan  isolasi mikroorganisme.(Waluyo,2008)

Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme harus sesuai susunannya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam anargonik di tambah sumber karbon organik seperti gula. Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium yang sangat kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya (Volk, 1993)

Untuk keperluan hidupnya, semua makhluk hidup memerlukan bahan makanan. Bahan makanan ini diperlukan untuk sintesis bahan mikroorganisme, untuk kehidupannya membutuhkan bahan-bahan organik dan anorganik dari lingkungannya. Bahan-bahan tersebut disebut dengan nutrien (zat gizi).
Peran utama nutrien adalah sebagai sumber energi, bahan pembangun sel, dan sebagai aseptor elektron dalam reaksi bioenergetik (reaksi yang menghasilkan energi). Oleh karenanya bahan makanan yang diperlukan terdiri dari air, sumber energi, sumber karbon, sumber aseptor elektron, sumber mineral, faktor pertumbuhan, dan nitrogen.

Makhluk hidup menggunakan sumber-sumber nutrien dapat dalam bentuk padat, tetapi ada juga yang hanya dapat menggunakan sumber nutrien dalam bentuk cair (larutan). Bila jasad hidup menggunakan sumber nutrien dalam bentuk padaat digolongkan tipe holozoik, sedangkan yang menggunakan nutrien dalam bentuk cairan tergolong dalam tipe holofitik. Namun ada hidup holofitik dapat juga menggunakan sumber nutrien dalam bentuk padat, tetapi bahan tersebut dicerna dahulu diluar sel dengan bantuan enzim ekstraseluler (Waluyo,2007).

Menurut Pelczar (1996), klasifikasi medium berdasarkan fungsinya digolongkan menjadi 7 golongan, yaitu:

  •             Medium umum, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan yang bertujuan menstimulasi pertumbuhan mikroba secara umum. Contoh: Nutrien Agar (NA) untuk menstimulasi pertumbuhan bakteri, Potato Dextose Agar (PDA) untuk menstimulasi pertumbuhan fungi.
  •                 Medium khusus, merupakan medium untuk menentukan tipe pertumbuhan mikroba dan kemampuannya untuk mengadakan perubahan-perubahan kimia tertentu. Contoh: medium tetes tebu untuk Saccharomyces cerevisiae.
  •                   Media diperkaya (enrichment media), merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan tertentu untuk menstimulasi pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Hal ini dilakukan untuk menstimulasi pertumbuhan mikroba yang jumlahnya sedikit dalam suatu campuran berbagai mikroba. Contoh: Chocolatemedia dan Yeast-Extract-poptasium Nitrat Agar.
  •                Media selektif, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan tertentu yang akan menghambat pertumbuhan mikroba yang tidak diinginkan yang ada dalam suatu spesimen. Inhibitor yang digunakan berupa antibiotik, garam dan bahan-bahan kimia lainnya.
  •     Media differensial, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan kimia atau reagensia tertentu yang menyebabkan mikroba yang tumbuh memperlihatkan perubahan-perubahan spesifik sehingga dapat dibedakan dengan jenis lainnya.
  •        Medium penguji (Assay medium), merupakan medium dengan susunan ertentu yang digunakan untuk pengujian senyawa-senyawa tertentu dengan bantuan bakteri. Contoh: medium untuk menguji vitamin-vitamin, antibiotik, dan lain-lain.
  •               Medium perhitungan jumlah mikroba yaitu medium spesifik yang digunakan untuk menghitung jumlah mikroba dalam suatu bahan. Contoh: medium untuk menghitung jumlah bakteri E. Coli air sumur.

III.             METODOLOGI

3.1  Waktu dan Tempat

Waktu pelaksanaan Praktikum Mikrobiologi adalah Rabu, 5 April 2017 pukul 15.00 – 17.00 WIB bertempat di Laboratorium Biologi Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jambi.

3.2  Bahan dan Alat

·         Bahan
1.      Nutrient Agar (NA) 10 gram
2.      Aquades
3.      Aluminium Foil
4.      Plastik Wrap
5.      Kapas
6.      Tissue
7.      Kertas Label

·         Alat
1.      Hot Plate
2.      Stirer
3.      Timbangan Analitik
4.      Batang Pengaduk
5.      Erlenmeyer 500 ml
6.      Erlenmeyer 250 ml
7.      Hot Hands
8.      Lemari Pendingin


3.3  Skema Kerja

1.      Siapkan alat dan bahan.
2.      Timbang media Nutrient Agar (NA) 10 gram dengan menggunakan Timbangan Analitik. Kemudian, masukkan serbuk media secara hati-hati kedalam Erlenmeyer 500 ml.
3.      Tambahkan Aquades sebanyak 500 ml. Aduk menggunakan Batang Pengaduk hingga merata.
4.      Panaskan medium NA menggunakan Hot Plate dengan pengaduk stirer pada suhu 8 dan putaran 8.
5.      Tunggu sampai media tercampur homogen (ditunjukkan dengan warna jernih/bening). Perhatian : sewaktu pemanasan jangan sampai terbentuk buih berlebihan sampai meluap.
6.      Lalu, matikan Hot Plate.
7.      Pindahkan medium NA ke dalam Erlenmeyer 250 ml sebanyak 125 ml.
8.      Lalu tutup menggunakan Kapas dilapiskan Aluminium Foil serta gunakan Plastik Wrap untuk mencegah masuknya mikroba.
9.      Kemudian medium di masukkan ke dalam Lemari Pendingin.


IV.             HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1  Hasil Praktikum
Dari praktikum yang dilakukan hasil yang di dapatkan praktikan adalah :






 Gambar.1.1 Media NA saat dipanaskan 








  Gambar.1.2 Media NA setelah dipanaskan







4.2  Pembahasan

Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang dipakai untuk menumbuhkan mikroba. Selain untuk menumbuhkan mikroba, medium dapat digunakan pula untuk isolasi, memperbanyak, pengujian sifat-sifat fisiologi dan perhitungan mikroba.

Media agar untuk bakteri digunakan media NA (Nutrient Agar) dimana NA berfungsi untuk membiakkan berbagai macam bakteri. Sedangkan medium NA yang instan merupakan media non sintetik, karena menggunakan bahan yang terdapat di alam, biasanya tidak diketahui kandungannya. Struktur protein media non sintetik itu besar dan relatif insolubel yang mana hanya sebagian kecil bakteri saja. Susunan dan kadar nutrisi suatu medium untuk pertumbuhan mikroba harus seimbang agar dapat tumbuh optimal. Hal ini perlu dikemukakan mengingat banyak senyawa yang menjadi zat penghambat atau racun bagi mikroba jika kadarnya terlalu tinggi.

Nutrient Agar (NA) merupakan suatu  medium yang berbentuk padat yang merupakan perpaduan antara bahan alamiah dan senyawa-senyawa kimia. Dalam hal ini agar digunakan, karena sifatnya yang mudah membeku dan mengandung karbohidrat yang berupa galaktam sehingga tidak mudah diuraikan oleh mikroorganisme. Medium Nutrient Agar (NA) merupakan medium yang berwarna coklat muda yang memiliki konsistensi yang padat dimana medium ini berasal dari sintetik dan memiliki kegunaan sebagai medium untuk menumbuhkan bakteri.


V.                PENUTUP

5.1  Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilaksanakan praktikan dapat menarik kesimpulan :


  1. Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang dipakai untuk menumbuhkan mikroba juga medium dapat digunakan pula untuk isolasi, memperbanyak, pengujian sifat-sifat fisiologi dan perhitungan mikroba.
  2. Medium pertumbuhan yang baik adalah medium yang dibuat tetap steril hingga di dapat biakan murni.
  3. Medium Nutrien Agar (NA) konsistensinya berbentuk padat dan berwarna kuning kecoklatan.

5.2  Saran
Dalam pelaksanaan praktikum praktikan harus hati-hati, agar tidak terjadi kesalahan. Serta keseriusan juga sangat diperlukan dalam praktikum ini agar praktikum dapat berlangsung dengan baik dan maksimal.

                                                                  DAFTAR PUSTAKA

  1. Natsir, Djide dan Sartini, 2006, Mikrobiologi Farmasi Dasar, Universitas Hasanuddin, Makassar.
  2. Pelczar, 1996, Dasar-Dasar Mikrobiologi, Universitas Indonesia, Jakarta.
  3. Volk dan Wheeler, 1993, Mikrobiologi Dasar Jilid 1 Edisi ke 5, Erlangga, Jakarta.
  4. Waluyo,2007.Mikrobiologi Umum.Malang: UMM Press.
  5. Waluyo.2008.Dasar Dasar Mikrobiologi. Malang:UMM Press.